UCAPAN SYUKUR KEMATIAN ORANG PERCAYA
2 Samuel 12:
18-25
Oleh : Pdt. Jery Adoe, S.Th
Kupang, 5 Maret 2016
18 Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud
takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata: "Ketika anak itu masih hidup, kita telah
berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana
kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia
mencelakakan diri!"
19 Ketika
Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada
pegawai-pegawainya: "Sudah matikah anak itu?" Jawab mereka:
"Sudah."
20 Lalu
Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya
dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan.
21 Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya:
"Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup
itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun
dan makan!"
22 Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku
berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku,
sehingga anak itu tetap hidup.
23 Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku
harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi
kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."
24 Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba,
isterinya; ia menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud
memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini
25 dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh
menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN.
PENDAHULUAN : kenapa seseorang
bisa bersyukur, karena pandangan yang beanar tentang kehidupan dan Allah itu
sendiri. Cara pandang yang berbeda
menentukan sikap yang berbeda dlam satu situasi yang sama.
Contoh : Kotoran Hewan bagi
saudara dengan insinyur pertanian. Dll
Demikian dengan
peristiw kematian atau peristiwa duka yang dialami sesorang, dia nersykur ATAU
keceawa dan menyalahkan Tuhan.
Marilah kita lihat
sikap Daud berikut ini :
I.
ORANG YANG TAHU BERSYKUR
ADALAH ORANG YANG CINTANYA KEPADA TUHAN LEBIH DARI BERKAT TUHAN YANG DIA DAPAT (AY. 19-20).
19 Ketika Daud melihat, bahwa
pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah
ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya:
"Sudah matikah anak itu?" Jawab mereka: "Sudah."
SIKAP DAUD……..
20 Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan
berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah
TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah
itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya
roti, lalu ia makan.
Cukup lama Daud bergumul untuk mendapatkan seorang
anak. Namun yang dinanti telah meninggal. Daud sadar anak adalah berkat dari
Tuhan. Dia memang cinta kepada anak yang baru lahir. Namun Bagi Daud Cintanya
kepada Tuhan jauh lebih besar dari pada kepada anaknya.
Dari mana kita bisa mengetahui hal tersebut. Alkitab
mengatakan : ia masuk ke dalam rumah
TUHAN dan sujud menyembah. Seandainya
Daud tudak cinta Tuhan pastilah dia tidak akan menyembah Tuhan.
II.
ORANG YANG TAHU BERSYUKUR
ADALAH ORANG YANG MENYADARI HIDUP INI HARUS DIJALANI DENGAN REALISTIS (AY.
21-22)
21 Berkatalah
pegawai-pegawainya kepadanya: "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu,
engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan
makan!"
22 Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku:
siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup.
SIKAP DAUD …..
23 Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku
harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya
lagi?
Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."
III. ORANG YANG TAHU BERSYKUR ADALAH ORANG YANG DAPAT MELIHAT HARI
ESOK BUKAN HARI INI (AY. 23)
SIKAP DAUD….
23 Tetapi
sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."
Kematian adalah perpisahan, sementara, karena
pengharapan kita adalah dia hilang smenetara nanti satu saat kita ketemu di
sana. Itu kalau kita sungguh sungguh, nah maslahnya Kevin sungguh sungguh kita
bisa ketemu dia kalau kita sungguh-sungguh pula.
IV. ORANG TAHU BERSYKUR ADALAH ORANG YANG AKAN MENDAPATKAN BERKAT DAN
PENGHIBURAN DARI TUHAN DARI TUHAN (AY. 24-25).
24 Kemudian
Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu dan tidur
dengan dia, dan perempuan itu melahirkan
seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN
mengasihi anak ini
25 dan dengan
perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN.
ALLAH bukan hanya Tau
mengammbil tetapi tahu memberi, (kata Ayub0, Ia bukan hanya tau membuat kita
menangis, tetapi tau cara untuk menghapus air mata kita, Ia bukan hanya tau
membebat tetapi juga tahu merangkul, Ia bukan hanya tahu mengixinkan duka tanpa
pENGHIBUARAN, mendidik tanpa buat sesuatu.
Dia Bukan Allah yang kejam, kalau dia buat sesuatu
dalam hidupmu dengan menggunakan air matamu, maka dia akan menggunakan
tanganNya sndiri untuk menghapus air matamu
Nantikan saja cerita selanjutnya apa yang Dia ingin
perbuat dalam Hidupmu, karena dia belum selesai dengan Anda.
Dibalik hujan ada pelangi, Dibalik persolan
ada berkat dan rencana Tuhan yang menanti anda
Tuhan memberkati
Untuk
Menghibur Daud Allah memberikan tiga hal :
a.
Anak baru sebgai pengganti Salomo yang kelak menjadi
raja yang hebat dan pintar , ada sesuatu yang Tuha sediakan
Contoh
kalau orang pacaran piker ini su yang terbaik , balom nanti katumu yang luar
biasa
Ba, eee
untung ko be katumu deng lu kalau sonde son tau be su jadi apa…
Ingat kalau
Tuhan sonde kasi hansip pasti kasi bripka dari Polres ATAU Polda
Kalau dia
son kasih RT pasti dia kasih lurah atau Camat ha..ha…
Kalau Dia
son kasih Tius pasti dikasih Ricki yang baik hati
b.
Yedijah apa artinya
a.
yedija artinya
adalah"orang yang menjadi kekasih hatiNya Tuhan".lalu mengap daud tidak memberi nama nak itu
yedija,padahal namanya sangat luarbiasa,Tuhan ingin mnjadikan anaknya itu
menjadi kekasih hati Tuhan.daud memliki alasan untuk hal itu,karena daud bisa
tahu persis akan seperti apa hidup orang yang dikasihi dan dicinta oleh Tuhan?
b.
Yang dikasihi Tuhan atau
KEKASIH
Setiap kali Tuhan mengubah nama seseorang, Tuhan pasti mempunyai
maksud yang baik, bahkan luar biasa. Setiap kali nama seseorang diubah, destiny baru diberikan, sebuah masa
depan yang baru dan rencana Tuhan yang indah disiapkan. Lihat saja kehidupan
beberapa tokoh Alkitab ini:
-
Abram diubah menjadi Abraham, menjadi bapa banyak
bangsa
-
Sarai diubah menjadi Sara, ibu bagi bangsa-bangsa
-
Yakub (penipu) diubah menjadi Israel, pangeran
Allah
-
Hosea (keselamatan) diubah menjadi Yosua, Tuhan
adalah keselamatanku
-
Simon (buluh) diubah menjadi Petrus, batu karang.
Nah, sekarang kita perhatikan kisah di atas. Nama Salomo berasal dari
kata ‘shalom’ yang artinya ‘damai sejahtera’. Tuhan mengubah nama Salomo
menjadi Yedija. Arti nama Yedija adalah ‘yang dikasihi oleh Tuhan’. Tetapi
sepanjang Alkitab, tidak pernah kita menemukan Daud memanggil nama anaknya dengan
Yedija, melainkan tetap Salomo. Mengapa?
Daud adalah seorang yang dikasihi Tuhan. Daud tahu dengan pasti bahwa
ia dikasihi Tuhan. Seorang yang sangat berkenan di hati Tuhan (1 Sam 13:14; Kis
13:22). Dan ternyata, orang yang dikasihi Tuhan hidupnya tidak selalu enak,
bahkan Daud merasakan sulit dan pahit hampir di sepanjang hidupnya. Bayangkan!
Sejak kecil tidak diperhatikan dan diabaikan (1 Sam 16:11; Mzm 27:10).
Mertuanya, Saul, mengejar-ngejar dia dan hendak membunuhnya. Setelah menjadi
raja, Absalom membuat persekongkolan dan memberontak kepadanya. Inilah
hidupnya… ‘orang yang dikasihi Tuhan’. Penuh dengan air mata dan kesukaran.
Dan… Daud tidak mau anaknya mengalami hal yang sama.
Cukuplah dia sendiri yang merasakan kesulitan hidup, Salomo jangan. Daud
ingin anaknya mengalami damai dan sejahtera sepanjang hidupnya, mengalami
‘shalom’. Itulah sebabnya dia tetap memanggil anaknya Salomo, bukan Yedija.
Sebab Daud takut kalau Yedija, nanti ‘nasibnya’ sama dengan dirinya – melalui
liku-liku kehidupan yang sulit.
Tetapi, kalau kita mau mengikuti kehendak Tuhan, mencintai didikan
Tuhan, hidup kita pasti dijamin tetap dalam perkenanan Tuhan. Kalau kita tidak
mengikuti apa yang Tuhan mau, maka hal-hal yang tidak berasal dari Tuhanlah
yang terjadi. Salomo menjelang akhir hidupnya ternyata keluar dari rencana
Tuhan. Ia mencintai perempuan-perempuan asing dan mereka mencondongkan hatinya
kepada berhala-berhala mereka (1 Raj 11:1-3).
Mengikuti kehendak Tuhan memang tidak selalu enak, tetapi pasti
menghasilkan berkat. Ibrani 12:5-11 menyatakan bahwa orang yang dikasihi Tuhan
memang dididik dan dihajarNya. Hal-hal yang tidak enak mungkin adalah didikan
Tuhan karena Dia mengasihi kita. dan didikan Tuhan memiliki tujuan yang sangat
baik, yaitu:
1.
Supaya kita beroleh bagian
dalam kekudusanNya (Ibr 12:10). Tuhan adalah kudus dan Dia mau semua anakNya
hidup dalam kekudusan (1 Pet 1:15-16). Dengan demikian kita diperkenankan untuk
mengalami keserupaan dengan Kristus.
2.
Menghasilkan buah kebenaran
yang memberikan damai (Ibr 12:11). Setiap didikan Tuhan akan menghasilkan
kebenaran yang memerdekakan kita dan memberikan damai (Ibr: shalom).
Nah, sekarang kita mengerti mengapa Tuhan mengubah nama Salomo menjadi
Yedija. Memang Daud menginginkan anaknya tidak mengalami masa-masa sulit
seperti dirinya, tetapi Tuhan menginginkan anak ini belajar dari kehidupan,
agar ia dapat sampai di garis akhir yang Tuhan tetapkan. Memang apa yang diinginkan Daud terjadi dalam
diri anaknya. Seumur hidup Salomo, kerajaan Israel dalam perdamaian. Salomo
menikmati kekayaan dan kemasyhuran di seantero jagad. Tetapi ia tidak bertahan
sampai akhir, bahkan menyimpang dari jalan Tuhan.
Sayang sekali, Daud tetap memanggil anaknya Salomo, bukan Yedija.
Padahal kitab Ibrani berkata bahwa bila kita mau mencintai didikan Tuhan, itu
berarti kita dikasihi Tuhan dan kita akan menerima damai sejahtera. Ini
paradoks yang sangat menarik. Ibrani 12:11 berkata bahwa bila kita bersedia
dididik oleh Tuhan, maka akan membuahkan kebenaran, dan kebenaran itu akan
memberi damai sejahtera.
Sekarang kita lihat pilihan Daud. Daud memilih tetap memanggil anaknya
Salomo dan bukan Yedija. Berarti Daud menginginkan anaknya hidup dalam damai,
kelimpahan berkat, keamanan – pendeknya, suatu kehidupan yang enak. Tetapi
akhir hidup Salomo justru menjauh dari Tuhan.
Ini yang terjadi: Bila kita hanya ingin ‘salomo’ dan menolak ‘yedija’,
maka ‘salomo’ itu akan sirna. Tetapi bila kita menerima ‘yedija’, kita pun akan
mendapat ‘salomo’. Bila kita menolak didikan Tuhan sebagai wujud kasihNya, kita
kehilangan damai sejahtera, tetapi bila kita menyediakan diri untuk dididik
oleh Tuhan, kita akan mendapatkan damai sejahtera sebagai berkatNya.
Karena itu, ikuti dan cintai didikan Tuhan hari lepas hari, peristiwa
demi peristiwa. Jangan mencoba untuk menolak didikan Tuhan, sekalipun mungkin
terasa berat. Lalui jalan-jalan Tuhan dan bukan jalan-jalan kita sendiri, maka
hidup kita akan berada dalam perkenanan Tuhan. Selamat mencintai didikan Tuhan.
Jangan buang ‘Yedija’ dalam hidup kita
supaya kita tetap mendapat ‘Salomo’ seumur hidup kita.
V.
KESIMPULAN
“ALLAH TIDAK PERNAH SALAH BERTINDAK DALAM HIDUPMU”