Amsal 29:17 Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.
Salah satu TUGAS TERBERAT pada zaman modern ini adalah mengasuh anak,
kita harus akui bahwa berdasarkan fakta yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat dan yang gampang kita temui sehari-hari, ternyata menjadi
orangtua itu memang tidak mudah. Apalagi kebanyakan kita tidak dibekali
dengan pendidikan Rumah tangga yang cukup oleh orang tua kita. Sebagi akibatnya sebagai orangtua kita mencoba belajar bukan dari kesalahan orang lain, tetapi dari kesalahan diri sendiri. Padahal bila kita belajar
dari kesalahan kita selanjutnya yang menjadi korban adalah anak kita.
Dan berikut ini kita akan melihat beberapa macam/ model /bentuk
kesalahan yang sering kali dibuat oleh orangtua dalam mengasuh anak.
ENAM (6) BENTUK KESALAHAN ORANGTUA DALAM MENGASUH ANAK.
1. MEDISIPLINKAN TANPA MENGENAL DEVELOPMENT STAGES OF CHILDREN
Ibu Susi salah satu ibu ketua jemaat yang kini telah memiliki cucu 2 orang ini, mengomentari tentang pasangan-pasangan
muda di jemaatnya ia mengatakan: “ sayang Ada sebagian ibu-ibu muda
di jemaat saya yang mendisiplin anak anaknya tanpa belajar mengenal
tentang prinsip-prinsip pendidikan anak dan phase tumbuh kembang anak,
mungkin dikarenakan ketidak tahuannya. Bahkan ada orang tua yang kelewat
ketakutan karena mengira anaknya sudah berbuat keterlaluan dan akhirnya
anak yang menjadi korban. Hasilnya orang tua tanpa sengaja telah
melakukan kesalahan kesalahan berat bahkan fatal yang menjadi benih
jurang pemisah yang timbul dalam hubungan anak dengan orang tuannya”.
Contoh:
a. Mendisiplin anak umur 2 tahun mgompol digereja, dengan mencubit ada yang memarahinya.
Padahal phase anak 2. Th seorang anak belum dapat mengontrol otot-otot pada saluran kencing.
b. Mendisiplin anak 10 th yang sering membantah, dengan cara memukul, mamarahi.
Padahal pada phase latency seorang anak justru mempunyai kebutuhan untuk mendapat semua jawab atas segala persoalan.
c. Mendisiplin anak 12-14 th yang sudah mulai berkiriman SMS bersurat-suratan dengan teman pria.
Padahal pada phase pubertas muncul kebutuhan identity yang ditandai dengan tingkah laku sexual yang baru.
Dampak kepada anak: Timbul Jurang pemisah (gab) Yang semakin lebar
antara anak dengan orang tua. komunikasi seperti terputus, ada
kemungkinan anak akhirnya menjadi menjauh dari orang tua, karena anak
merasa orang tua tidak mengerti akan dirinya dan tidak jarang anak
menjadi nakal, terlibat Narkoba bahkan stress berat.
2. ANAK DIJADIKAN TARGET MEMPERBAIKI HARKAT ORANGTUA DI MASYARAKAT
Pak Uus pedagang kain keturuanan Hindia, begitu kecewa melihat
anak yang dibanggakannya tamat fakultas kedokteran namun ia tidak mau
berpraktek sebagai dokter, sudah berkali-kali ia memeaksa anaknya untuk
berprofesi sebagai dokter namun anaknya memilih menjadi pedagang kain
seperti bapaknya. Padahal sewaktu muda Pak Uus Ingin menjadi Dokter,
tetapi karena kurangnya kemampuan akademis saat itu Ia gagal masuk
fakultas kedokteran dan gagal pula cita-citanya menjadi seorang dokter.
Seperti Pak Uus ada sebagian Orang tua seperti yang seringkali menuntut
bahkan memaksa anak untuk menjadi orang yang didambakan orangtua.
Orang tua seperti ini sering berkata “ Lho nak ngapain kamu ingin
menjadi ahli ekonomi, kamu harus menjadi ahli kimia. masak memilih
jurusan itu, harus jurusan ini yang terbaik, mengapa kamu ingin main
biola,kamu harus jadi pemain bola”.
Kenapa hal ini terjadi? Karena sebagian Orang tua berfikir “ Inilah
yang bisa mengangkat kehormatan dan harkat keluarga”. Sewaktu dia muda
ingin menjadi Dokter, ingin menjadi juara di sekolah, pemain piano,
pemain bola, ingin menjadi orang yang dihormati dan sukses di tengah
masyarakat tetapi gagal. Dikarenakan berbagai faktor termasuk karena
kurangnya kemampuan akademik atau kurangnya faktor Ekonomi dll
akhirnya gagal.
Seringkali sebagai orang tua dalam posisi seperti ini memuntut bahkan
kadang-kadang memaksa anak anak untuk bisa mewujudkannya cita-citanya
yang belum tercapai untuk diwujutkan oleh anaknya.
Dampak Pada anak : Tuntutan orangtua seperti ini sangat mbagus bila
ada kecocokan dengan bakat dan minat anak. Lho kalau tidak cocok dengan
bakat dan minat anak dan ORTU terus memaksakan pada anaknya bagi
sebagian anak akan menjadi beban yang kadang-kadang terlalu berat yang
membebani pengembangan dirinya. Pada akhirnya anak akan bertumbuh
berkembang hanya menurut kepada orang tua tetapi kemungkinan besar
anak akan kehilangan kesempatan menjadi dirinya sendiri dan terus merasa
ada sesuatu yang terhilang dalam hidupnya.
3. ORANG TUA INGIN ANAKNYA MENJADI SEPERTI DIRINYA
Pak Hadi yang dikarunia 3 orang anak dua diantaranya sudah menikah.
Ia pernah mengeluh kepada pendeta jemaatnya demikian. “Saya heran dan
kadang malah prustrasi melihat anak-anak ini kenapa motifasi belajarnya
kurang, semua fasilitas ada tetapi tidak dimanfaatkan. Berbeda sekali
dengan Jaman saya masih kecil, serba kekurangan, serba terbatas, tetapi
saya dan istri bisa mempeoleh gelas S3, bisa juara kelas, bisa bermain
musik, tetapi anak-anak ini kok tidak ada yang mencontoh kami” .
Memang ada type orang tua yang seperti Pak Hadi ini, Ada orang tua
yang dulu paling pintar di sekolah kini setelah jadi orang tua menuntut
anaknya harus juara kelas. Bila ia memiliki gelar yang tinggi ia
menuntut anaknya harus memiliki gelar yang tinggi, Bila ia berbakat
musik, menyanyi, ataupun yang lain ia menuntut anaknya seperti dirinya
dll.
Lalu apa buruk Dampak kepada anak dengan sikap orang tua seperti
ini?: Banyak orang tua berfikir hal ini tidak apa-apa, namun bila kita
tetap paksakan kepada anak yang berlainan minat dan bakatnya dengan
kita, hal ini akan membuat Anak tertuntut menjadi sempurna seperti
tuntutan orang tua dan tidak boleh gagal. Anak seperti ini akan mudah
dirundung rasa bersalah yang berat dan ia akan merasa diri tidak berarti
jika gagal memenuhi permintaan orangtua.
Yah..b Bagi anak yang penurut dan memiliki kesanggupan serta kesamaan
minat dengan orang tuanya anak akan akan maju dan sukses. Tetapi bagi
anak yang lainnya yang tidak memiliki kesanggupan dan minat seperti
orang tuanya yang sempurna itu biasanya akan menjadi kebalikannya
yaitu gagal, nakal, brutal dan bisa jadi brandal, karena ia mereasa
hidup terlalu terbelenggu oleh tuntutan demi tuntutan.
4. ORTU MENYESAL MENIKAH ATAU MENYESAL PUNYA ANAK
Kasus yang satu ini mungkin sangat jarang kita temukan di lingkungan
anggota Advent, karena sebelum menikah mereka telah menjalani Konseling
Pranikah. Tetapi marilah kita coba tengok masyarakat dimana kita hidup,
ada orang yang menikah karena terlanjur hamil saat pacaran,
lahir hasil perkosaan. Pasangan yang menikah karena dipaksa orang tua,
anak yang lahir saat ekonomi masih morat-marit dan anak belum diharapkan
lahir. Sebagian dari anak yang lahir dari pasangan seperti ini, yaitu
saat orang tua bermasalah atau terjadi pertengkaran Anaklah yang menjadi KAMBING HITAM/ sasaran amarah, dan penyesalan orang tua
Dampak kepada Anak; Anak akan merasa kehadirannya tidak menjadi berkat,
tidak di syukuri, bahkan lebih jauh ia merasa ditolak, tidak
diinginkan, menjadi beban bagi orang tuanya, bahkan diadianggap tidak
pernah ada. Pada akhirnya anak-anak seperti ini akan menyimpan dalam
lubuk hatinya rasa kesedihan, dendam, dan rasa bersalah. Perlakuan
seperti ini akan menimbulkan masalah yang berat dalam dirinya kelak saat
mernginjak usia remaja dan berlangsung terus dalam menjalani kehidupan
pernikahanya, hidupnya gampang rapuh dan emosi yang tidak stabil.
5. BERANI PUNYA ANAK TAK BERANI MENGASUH
Zaman memang sudah berubah, Dulu ibu-ibu senang dan bangga bisa
memberikan ASI, meninabobokan, mengganti Popok, memandikan anak mereka.
Si ayah bangga bermain, dan melakukan sesuatu bersama anaknya. Ibu
Yanita salah satu anggota Jemaat Di Jawa Tengah memberikan pendapatnya
membenarkan pendapat diatas selanjutnya Ia mengatakan “Sebagian
orangtua modern memang enggan melakukannya, karena tuntutan hidup yang
harus di penuhi. Asi telah bisa digantikan dengan Susu buatan pabrik,
tugas-tugas mengurus anak telah digantikan oleh Pembantu atau Baby
sitter. Bermain dengan anak telah digantikan oleh pesawat TV dan
Computer. Anak-anak zaman ini sering mendengar kata sayang ditujukan
kepadanya tetapi hampir hampir anak tidak menerima kasih sayang secara langsung dari kedua orang tua”.
Lalu Dampaknya kepada anak seperti apa?: TAK ADA OKNUM PANUTAN, YANG
PATUT DI TELADANI. yaitu Anak kehilangan kesempatan yang sangat berharga
untuk mencontoh, menyerap, meneladani atau meniru/belajar dari pigur
orang tuanya. Kurangnya latihan berkomunikasi,berinteraksi, pelukan,
dekapan, kasih
sayang, berdiskusi, kurangnya diajak memahami sesuatu dengan orang
tuanya, menjenyebabkan anak bisa saja menjadi Rapuh dan tidak stabil
secara emosi. Tidak adanya hubungan (kontak) batin sejak dini antara
anak dan orang tua, Pada saat anak remaja dan dewasa Hasilnya Anak
akan tidak segan melanggar nasehat orang tua, menyakiti hati orang tua,
pergi lama tidak menilpon, bertanya tidak dijawab, memberi nasehat tidak
didengar, saat sakit tidak dijenguk, pada saat mau meninggal diacuhkan.
dll.
Stop……Jangan berfikiran prilaku anak seperti itu disebabkan karena
anak itu nakal, bandel,atau tidak tau sopan, adat, tidak hurmat. INGAT
Prilaku anak seperti ini lebih disebabkan karena memang dari sejak
kecil, tidak ada atau sangat kurang kontak aatau hubungan batin yang
erat dijalin oleh orang tua dengan anaknya.
6. MENUNTUT ANAK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN ORANGTUA YANG TAK TERPENUHI.
Perlu kita sadari bahwa sebagain orang tua diantara kita ada yang
memiliki latar belakang (masa kecil kurang bahagia ) Atau kurang baik
atau banyak kekurangan, apakakah “kekurangan Kasih
sayang, penghargaan, kurang dihormati, kurang kesempatan (lack of
opportunity ) dll. Kekurangan-kekurangan ini seharusnya sudah dibereskan
saat kita bergaul di masa muda yaitu kurang dari orang tua dapat dari
saudara atau dapat dari teman saat remaja. Namun sebagian orang belum
membereskannya dan masalah serba kekurangan ini dibawa kedalam Pernikahan.
Akibat dari serba kekurangan ini pasangan hidupnyadituntut untuk
memenuhi kaehausan kasih sayang, hormat, penghargaan. Malahaan ada
kalanya dia akan menunutut juga dari anak anaknya untuk memenuhi yang
dia belum pernah dapatkan selama ini.
Sebagaicontoh:
1. Orangtua yang saat masa kecil kurang rasa dihormati, dia
biasanya akan menuntut isteri dan anaknya memenuhinya rasa haus untuk
dihormati. Kalau ada anak yang sedikit tidak kurang hormat saja, dia
akan sangat marah dan tersinggung, sering bertindak kasar dan bisa juga
bertintadak sadis kepada anaknya.
2. Orang tua yang masa kecil kurang penghargaan, bila mendapati
anaknya yang kecil melakukan kesalahan diluar kebiasaan anak kecil, dia
akan marah sekali, karena dia menganggab telah mempermalukan, telah
mencemarkan nama baik dan merusak reputasi orang tua.
3. Orangtua yang saat masa kecilnya kurang kasih sayang, biasanya
akan menuntut anak-anaknya selalu memperhatikan dia, menanyakan tentang
dia setiap saat, memanjakan dia. Kalau sedikit saja anak lupa memberi
perhatian, anak lupa menelpon, orang tua menjadi ngambek, tersinggung,
marah. Karenadibenakorangtuaanaknyaitutidakmengasihinya, padahal
sumbernya adalah masa kecil kurang kasih sayag dan dihormati .
Dampak kepada anak yang kurang kasih sayang. Anak yang masih dalam
masa pertumbuhan ini akan merasa letih, lelah, capek. Beban yang
seharusnya dia tidak tanggung kini dia harus menanggungnya. Anak yang
seharusnya mendapat perhatian kini malah harus memperhatikan orang
tuanya, masa kecil yang seharusnya berbahagia digantikan dengan tugas
yang harus selalu menyenangkan, memenuhi kebutuhan orang tua.
Sumber: http://www.kadnet.org (KADNet – Keluarga Advent Network)
Jumat, 22 Januari 2016
Kamis, 07 Januari 2016
Adam Makan Bakpao
Karena kesiangan Adam anak kecil berumur lima tahunm berlari lari kecil ke sekolah Minggu. Ditengah jalan dia melihatpenjual Bakpao. Karena belum sarapan ia membeli satu buah bakpao dan akan memakannya sedikit demi sedikit saatt khotbah nanti, Selesai doa dan Pujian, maka tibalah saatnya untuk mendengarkan Firman Tuhan. Adam . mulai makan sedikit demi sedikit bakpao yang dibelinya tadi.
Ceritera Alkitab minggu itu berjudul: "Kejatuhan Manusia dalam dosa". Guru sekolah Minggu yang telah mempersiapkan diri dengan baik sangat antusias, semangatnya sangat berkobar-kobar sehingga ketika dia berceritera dan dengan suara yang lantang layaknya seorang pengkhotbah dia berteriak : Tuhan berkata Adam....apa yang kamu makan ? Mendadak Adam yang kecil yang sedang Asyk makan berdiri dengan sedikit gemetar dan takut lalu dia menjawab dengan polosnya : Bakpao Kak !!!. Sontak semua yang ada di ruangan sekolah minggu tertawa terbahak bahak..
Ayat Perenenungan
Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas 1 yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.(Matius 13:19)
Langganan:
Postingan (Atom)