Kamis, 28 November 2019
SENI MENGAJAR DAN MENDIDIK
Sekelompok anak muda menghadiri resepsi pernikahan. Salah seorang di antaranya melihat guru SD-nya.
Murid itu menyalami gurunya dengan penuh penghormatan, seraya berkata:
“Masih ingat saya kan, Pak Guru?”
Gurunya menjawab: “Tidak” Murid itu bertanya keheranan: “Masak sih Pak Guru tidak ingat saya. Saya kan murid yang mencuri jam tangan salah seorang teman di kelas. Dan ketika anak yang kehilangan jam itu menangis, Pak Guru menyuruh kita untuk berdiri karena akan dilakukan penggeledahan saku murid."
Saya berfikir bahwa saya akan dipermalukan di hadapan para murid dan para guru, dan akan menjadi tumpahan ejekan dan hinaan, mereka akan memberikan gelar kepadaku pencuri dan diriku pasti akan hancur, selama-lamanya.
"Engkau menyuruh kami berdiri menghadap tembok dan menutup mata kami semua.
Engkau menggeledah kantong kami, dan ketika tiba giliran saya, Engkau ambil jam tangan itu dari kantong saya, dan engkau lanjutkan penggeledahan sampai murid terakhir.
Setelah selesai, engkau suruh kami membuka penutup mata, dan kembali ke tempat duduk.
Saya takut engkau akan mempermalukan saya di depan murid-murid.
Engkau tunjukkan jam tangan itu dan engkau berikan kepada pemiliknya, tanpa menyebutkan siapa yang mencurinya.
Selama saya belajar di sekolah itu, Engkau tidak pernah bicara tentang kasus jam tangan itu, dan tidak ada seorang pun guru maupun murid yang bicara tentang pencurian jam tangan itu.
Engkau masih ingat saya Pak?
Bagaimana bisa engkau tidak mengingatku, wahai guruku.
Saya adalah muridmu dan ceritaku adalah cerita pedih yang tak akan terlupakan.
Guru itu menjawab:
"Sungguh saya tidak mengingatmu, karena pada saat menggeledah itu sengaja aku menutup mata pula agar tidak mengenalmu."
Pendidikan memerlukan seni dalam menutup keburukan.
Sumber ; Tidak Jelas karena saya dapat di WA group sati
Senin, 11 November 2019
OLEH : PDT. JERY ADOE, S.TH
15:21 Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah
aku,
ya
Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia
pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.“
15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari
umat
Israel."
15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.“
15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."
15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.“
15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari
meja
tuannya."
15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya : Hai Ibu Besar Imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki."
Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
PENDAHULUAN :
I. DATANGLAH
DENGAN KERINDUAN UNTUK KETEMU TUHAN DAN
BUKAN SEKEDAR KETEMU BERKAT TUHAN
5:21 Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.
15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta
Dalam ayat 23 sekalipun Yesus tidak menjawab apa yang dia minta perempuan kanaan ini tidak menjadi kecewa untuk tetap datang kepada Tuhan (ay.22). demikian seharusnya kita sebagai orang percaya harusnya mau kita alami berkat atau tidak, namun Tuhan sebagai sumber berkat harus mendapatkan tempat yang paling utama dalam hidup ini. Banyak orang hanya mau datang ke gereja dan beribadah kalau masalahnya beres, mujizat terjadi. Seperti Ayub dia tetap setia menyembah Tuhan sekalipun dia kehilangan anak dan harta bendanya, berbeda dengan istrinya yang justru hanya mau datang kepada Tuhan kalau ada berkatnya.
II. ANDALAKAN
DOA BUKAN DOI (DUIT) APA LAGI SI DO’I (MANUSIA) (AY 21-22)
III. TETAP
SETIA DAN BERSYUKUR, SEKALIPUN BELUM TIBA GILIRAN KITA (AY. 23-25)
IV. TETAP
BERIMAN SEKALIPUN KEADAAN SANGAT KRITIS/KRISIS
KELIHATAN
MUSTAHIL (AY 26-28)
KESIMPULAN
Langganan:
Postingan (Atom)