1 Kor. 1:25-30
25 Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
26 Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
28 dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,
29 supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
30 Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.
Uang Rp 1000 dan Rp 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia… pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar dimasyarakat. Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tdk sengaja di dalam dompet seorang pemuda.
Kemudian diantara kedua uang tsb terjadilah percakapan yg Rp 100.000 bertanya kepada yang Rp 1000; “Kenapa badan kami begitu lusuk, kotor dan bau amis…?” dijawablah olehnya” karena aku begitu keluar dari Bank langsung ditangan orang-orang bawahan dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan ditangan pengemis”
Lalu Rp.1000.bertanya balik pada Rp 100.000; “Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih?” dijawabnya; “Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik dan beredarnyapun di restauran mahal, di mall dan juga hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu di jaga dan jarang keluar dari dompet”
lalu Rp 1000 bertanya lagi; “Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah? “Dijawablah… “Belum pernah”. Rp 1000 pun berkata lagi; “Ketahuilah walaupun keadaanku seperti ini adanya, hampir setiap Jum’at aku selalu mampir di Mesjid2 dan ditangan anak-anak yatim, bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tidak dipandang manusia bukan sebuah nilai tapi yang dipandang adalah sebuah manfaat… “
Akhirnya menangislah uang Rp 100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tapi tdk begitu bermanfaat selama ini.
Semoga ceritera ini memberi pengajaran berharga buat kita semua