GOD

gsjanazareth.blogspot.com


counter

Minggu, 05 Februari 2017

ALLAH TIDAK PERNAH SALAH BERTINDAK



UCAPAN SYUKUR KEMATIAN ORANG PERCAYA
2 Samuel 12: 18-25
Oleh : Pdt. Jery Adoe, S.Th
Kupang, 5 Maret 2016

18  Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata: "Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!"
19  Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya: "Sudah matikah anak itu?" Jawab mereka: "Sudah."
20  Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan.
21  Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!"
22  Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup.
23  Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."
24  Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini
25  dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN.

PENDAHULUAN : kenapa seseorang bisa bersyukur, karena pandangan yang beanar tentang kehidupan dan Allah itu sendiri. Cara pandang  yang berbeda menentukan sikap yang berbeda dlam satu situasi yang sama.

Contoh : Kotoran Hewan bagi saudara dengan insinyur pertanian. Dll

Demikian dengan peristiw kematian atau peristiwa duka yang dialami sesorang, dia nersykur ATAU keceawa dan menyalahkan Tuhan.
Marilah kita lihat sikap Daud  berikut ini :

I.       ORANG YANG TAHU BERSYKUR ADALAH ORANG YANG CINTANYA KEPADA TUHAN LEBIH DARI BERKAT TUHAN YANG DIA DAPAT  (AY. 19-20).

19  Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya: "Sudah matikah anak itu?" Jawab mereka: "Sudah."

SIKAP DAUD……..

20  Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan.

Cukup lama Daud bergumul untuk mendapatkan seorang anak. Namun yang dinanti telah meninggal. Daud sadar anak adalah berkat dari Tuhan. Dia memang cinta kepada anak yang baru lahir. Namun Bagi Daud Cintanya kepada Tuhan jauh lebih besar dari pada kepada anaknya.
Dari mana kita bisa mengetahui hal tersebut. Alkitab mengatakan : ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah.  Seandainya Daud tudak cinta Tuhan pastilah dia tidak akan menyembah Tuhan.

II.    ORANG YANG TAHU BERSYUKUR ADALAH ORANG YANG MENYADARI HIDUP INI HARUS DIJALANI DENGAN REALISTIS (AY. 21-22)

21  Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!"
22  Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup.

SIKAP DAUD …..

23  Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."

III. ORANG YANG TAHU BERSYKUR ADALAH ORANG YANG DAPAT MELIHAT HARI ESOK BUKAN HARI INI (AY. 23)

SIKAP DAUD….
23  Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."

Kematian adalah perpisahan, sementara, karena pengharapan kita adalah dia hilang smenetara nanti satu saat kita ketemu di sana. Itu kalau kita sungguh sungguh, nah maslahnya Kevin sungguh sungguh kita bisa ketemu dia kalau kita sungguh-sungguh pula.

IV.  ORANG TAHU BERSYKUR ADALAH ORANG YANG AKAN MENDAPATKAN BERKAT DAN PENGHIBURAN DARI TUHAN DARI TUHAN (AY. 24-25).

24  Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini
25  dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN.

ALLAH bukan hanya Tau mengammbil tetapi tahu memberi, (kata Ayub0, Ia bukan hanya tau membuat kita menangis, tetapi tau cara untuk menghapus air mata kita, Ia bukan hanya tau membebat tetapi juga tahu merangkul, Ia bukan hanya tahu mengixinkan duka tanpa pENGHIBUARAN, mendidik tanpa buat sesuatu.
        Dia Bukan Allah yang kejam, kalau dia buat sesuatu dalam hidupmu dengan menggunakan air matamu, maka dia akan menggunakan tanganNya sndiri untuk menghapus air matamu
        Nantikan saja cerita selanjutnya apa yang Dia ingin perbuat dalam Hidupmu, karena dia belum selesai dengan Anda.
     Dibalik hujan ada pelangi, Dibalik persolan ada berkat dan rencana Tuhan yang menanti anda  Tuhan memberkati

Untuk Menghibur Daud Allah memberikan tiga hal :
a.      Anak baru  sebgai pengganti Salomo yang kelak menjadi raja yang hebat dan pintar , ada sesuatu yang Tuha sediakan

Contoh kalau orang pacaran piker ini su yang terbaik , balom nanti katumu yang luar biasa

Ba, eee untung ko be katumu deng lu kalau sonde son tau be su jadi apa…

Ingat kalau Tuhan sonde kasi hansip pasti kasi bripka dari Polres ATAU Polda
Kalau dia son kasih RT pasti dia kasih lurah atau Camat ha..ha…

Kalau Dia son kasih Tius pasti dikasih Ricki yang baik hati

b.      Yedijah apa artinya
a.       yedija artinya adalah"orang yang menjadi kekasih hatiNya Tuhan".lalu mengap daud tidak memberi nama nak itu yedija,padahal namanya sangat luarbiasa,Tuhan ingin mnjadikan anaknya itu menjadi kekasih hati Tuhan.daud memliki alasan untuk hal itu,karena daud bisa tahu persis akan seperti apa hidup orang yang dikasihi dan dicinta oleh Tuhan?
b.       Yang dikasihi Tuhan atau KEKASIH
Setiap kali Tuhan mengubah nama seseorang, Tuhan pasti mempunyai maksud yang baik, bahkan luar biasa. Setiap kali nama seseorang diubah, destiny baru diberikan, sebuah masa depan yang baru dan rencana Tuhan yang indah disiapkan. Lihat saja kehidupan beberapa tokoh Alkitab ini:
-          Abram diubah menjadi Abraham, menjadi bapa banyak bangsa
-          Sarai diubah menjadi Sara, ibu bagi bangsa-bangsa
-          Yakub (penipu) diubah menjadi Israel, pangeran Allah
-          Hosea (keselamatan) diubah menjadi Yosua, Tuhan adalah keselamatanku
-          Simon (buluh) diubah menjadi Petrus, batu karang.
Nah, sekarang kita perhatikan kisah di atas. Nama Salomo berasal dari kata ‘shalom’ yang artinya ‘damai sejahtera’. Tuhan mengubah nama Salomo menjadi Yedija. Arti nama Yedija adalah ‘yang dikasihi oleh Tuhan’. Tetapi sepanjang Alkitab, tidak pernah kita menemukan Daud memanggil nama anaknya dengan Yedija, melainkan tetap Salomo. Mengapa?
Daud adalah seorang yang dikasihi Tuhan. Daud tahu dengan pasti bahwa ia dikasihi Tuhan. Seorang yang sangat berkenan di hati Tuhan (1 Sam 13:14; Kis 13:22). Dan ternyata, orang yang dikasihi Tuhan hidupnya tidak selalu enak, bahkan Daud merasakan sulit dan pahit hampir di sepanjang hidupnya. Bayangkan! Sejak kecil tidak diperhatikan dan diabaikan (1 Sam 16:11; Mzm 27:10). Mertuanya, Saul, mengejar-ngejar dia dan hendak membunuhnya. Setelah menjadi raja, Absalom membuat persekongkolan dan memberontak kepadanya. Inilah hidupnya… ‘orang yang dikasihi Tuhan’. Penuh dengan air mata dan kesukaran. Dan… Daud tidak mau anaknya mengalami hal yang sama.
Cukuplah dia sendiri yang merasakan kesulitan hidup, Salomo jangan. Daud ingin anaknya mengalami damai dan sejahtera sepanjang hidupnya, mengalami ‘shalom’. Itulah sebabnya dia tetap memanggil anaknya Salomo, bukan Yedija. Sebab Daud takut kalau Yedija, nanti ‘nasibnya’ sama dengan dirinya – melalui liku-liku kehidupan yang sulit.
Tetapi, kalau kita mau mengikuti kehendak Tuhan, mencintai didikan Tuhan, hidup kita pasti dijamin tetap dalam perkenanan Tuhan. Kalau kita tidak mengikuti apa yang Tuhan mau, maka hal-hal yang tidak berasal dari Tuhanlah yang terjadi. Salomo menjelang akhir hidupnya ternyata keluar dari rencana Tuhan. Ia mencintai perempuan-perempuan asing dan mereka mencondongkan hatinya kepada berhala-berhala mereka (1 Raj 11:1-3).
Mengikuti kehendak Tuhan memang tidak selalu enak, tetapi pasti menghasilkan berkat. Ibrani 12:5-11 menyatakan bahwa orang yang dikasihi Tuhan memang dididik dan dihajarNya. Hal-hal yang tidak enak mungkin adalah didikan Tuhan karena Dia mengasihi kita. dan didikan Tuhan memiliki tujuan yang sangat baik, yaitu:
1.                Supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya (Ibr 12:10). Tuhan adalah kudus dan Dia mau semua anakNya hidup dalam kekudusan (1 Pet 1:15-16). Dengan demikian kita diperkenankan untuk mengalami keserupaan dengan Kristus.
2.                Menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai (Ibr 12:11). Setiap didikan Tuhan akan menghasilkan kebenaran yang memerdekakan kita dan memberikan damai (Ibr: shalom).
Nah, sekarang kita mengerti mengapa Tuhan mengubah nama Salomo menjadi Yedija. Memang Daud menginginkan anaknya tidak mengalami masa-masa sulit seperti dirinya, tetapi Tuhan menginginkan anak ini belajar dari kehidupan, agar ia dapat sampai di garis akhir yang Tuhan tetapkan.  Memang apa yang diinginkan Daud terjadi dalam diri anaknya. Seumur hidup Salomo, kerajaan Israel dalam perdamaian. Salomo menikmati kekayaan dan kemasyhuran di seantero jagad. Tetapi ia tidak bertahan sampai akhir, bahkan menyimpang dari jalan Tuhan.
Sayang sekali, Daud tetap memanggil anaknya Salomo, bukan Yedija. Padahal kitab Ibrani berkata bahwa bila kita mau mencintai didikan Tuhan, itu berarti kita dikasihi Tuhan dan kita akan menerima damai sejahtera. Ini paradoks yang sangat menarik. Ibrani 12:11 berkata bahwa bila kita bersedia dididik oleh Tuhan, maka akan membuahkan kebenaran, dan kebenaran itu akan memberi damai sejahtera.
Sekarang kita lihat pilihan Daud. Daud memilih tetap memanggil anaknya Salomo dan bukan Yedija. Berarti Daud menginginkan anaknya hidup dalam damai, kelimpahan berkat, keamanan – pendeknya, suatu kehidupan yang enak. Tetapi akhir hidup Salomo justru menjauh dari Tuhan.
Ini yang terjadi: Bila kita hanya ingin ‘salomo’ dan menolak ‘yedija’, maka ‘salomo’ itu akan sirna. Tetapi bila kita menerima ‘yedija’, kita pun akan mendapat ‘salomo’. Bila kita menolak didikan Tuhan sebagai wujud kasihNya, kita kehilangan damai sejahtera, tetapi bila kita menyediakan diri untuk dididik oleh Tuhan, kita akan mendapatkan damai sejahtera sebagai berkatNya.
Karena itu, ikuti dan cintai didikan Tuhan hari lepas hari, peristiwa demi peristiwa. Jangan mencoba untuk menolak didikan Tuhan, sekalipun mungkin terasa berat. Lalui jalan-jalan Tuhan dan bukan jalan-jalan kita sendiri, maka hidup kita akan berada dalam perkenanan Tuhan. Selamat mencintai didikan Tuhan. Jangan buang ‘Yedija’ dalam hidup kita supaya kita tetap mendapat ‘Salomo’ seumur hidup kita.

V.     KESIMPULAN

“ALLAH TIDAK PERNAH SALAH BERTINDAK DALAM HIDUPMU”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar